Filsafat dan Irfan
Filsafat adalah ilmu yang membahas tentang wujud dilihat dari sisi wujudnya. Subyek filsafat adalah wujud sebagaimana ia wujud. Tujuan Mempelajari filsafat adalah mengetahui wujud dan membedakannya dari yang tidak wujud dari yang sebenarnya. Begitu pula untuk mengetahui sebab-sebab keberadaan, khususnya sebabnya para sebab, dan mengenal asma-asmaNya yang husna ( indah ) serta sifat-sifatNya yang tinggi. Yaitu Allah.
Sedangkan Irfan adalah banyak dan sangat tahu berasal dari kata ARAFA yang berarti mengetahui. Arif adalah orang yang mengetahui dan Irfan adalah orang yang sangat tahu maksudnya adalah sangat tahu tentang Tuhan. Irfan dibagi menjadi dua bagian yaitu Irfan Nazhari/Teori dan Irfan Amali/praktek. Irfan Teori adalah membuktikan kebenaran wahdatul Wujud, Sedangkan Irfan praktek adalah mengajari teori mencapai wahdatul wujud.
﷽ Kita semua tahu bahwa kualitas Nabi lebih tinggi dari Jibril, tetapi bukankah akal Muhammad teraktual menjadi Akal Mustofaad karena dipengaruhi/tidak lepas dari Jibril sebagai Akal Aktif? Sekiranya memang demikian, berarti Muhammad masih bergantung ke Jibril, dan menurut subyektifitasku mengatakan bahwa Kualitas Jibril lah yang lebih tinggi dari Muhammad. Atau …
﷽ 1. Apa itu syariat, hakikat, tarekat dan makrifat? 2. Bagaimana urutan nya di antara yang 4 di atas? 3. Apa itu tasawuf? 4. Apa itu Ilmu laduni? Silahkan simak penjelasan alm ust SA terkait dengan pertanyaan di atas di dalam PDF berikut:
﷽ Apa arti istilah-istilah yang ada dalam ilmu Irfan sebagai berikut: 1. Marhalah/Marahil (tahapan-tahapan spiritual), 2. Maqam/Maqamat (tingkatan-tingkatan spiritual), 3. Sayr wa Suluk (pengembaraan spiritual/ruhani), … Silahkan simak tanggapan alm ust SA terkait dengan pertanyaan di atas di dalam PDF berikut:
﷽ Bagaiamana pandangan Filsafat islam terhadap Filsafat Pragmatisme ustad? Karena di Barat saking sudah bingungnya, jadi mereka memilih pragmatisme ini sebagai pola pikir dan pola gerak mereka. Silahkan simak tanggapan alm ust SA terkait dengan pertanyaan di atas di dalam PDF berikut:
﷽ Di dalam Jausyan Kabiir ada bait-bait indah yang melantun….Duhai KEKASIH, bagi yang tidak memiliki kekasih…. bagaimana korelasinya dengan seorang hamba sahaya yang hanya taat-lah puncak cita-citanya ? KEKASIH…bukankah ini kontra dengan sebutan sebagai ’budak’ ? Silahkan simak tanggapan alm ust SA terkait dengan pertanyaan di atas di dalam PDF …
﷽ Sebagaimana hukum yang mengatakan bahwa yang Berawal/sebelumnya tidak ada, akan Berakhir/menjadi tidak ada. Lalu bagaimana dengan Jiwa Manusia yang sebelumnya tidak ada/Berawal apakah juga akan berakhir/menjadi tidak ada? Silahkan simak penjelasan alm ust SA terkait dengan pertanyaan di atas di dalam PDF berikut:
﷽ Bagaimanakan penjelasan peristiwa karbala dari perspektif filsafat, irfan dan sosial? Silahkan simak penjelasan alm ust SA terkait dengan pertanyaan di atas di dalam PDF berikut:
﷽ 1- Apakah filsafat wujud menurut para filsuf Islam sama dengan filsafat eksistensialis di barat? 2- Dan bagaimana pandangan Ustadz terhadap terhadap aliran filsafat hermeneutika? Silahkan simak penjelasan alm ust SA terkait dengan pertanyaan di atas di dalam PDF berikut:
﷽ Kalau Tuhan memiliki esensi, maka eksistensi Tuhan itu bukan Tuhan itu sendiri. Jadi, eksistensiNya, bukan esensiNya….
﷽ Dikatakan bahwa antara ada dan tiada saling berkontradiksi. Yakni tidak bisa berkumpul keduanya pada satu sisi, tempat, dan waktu yang sama. Dan juga tidak bisa terangkat keduanya pada satu sisi, tempat, dan waktu yang sama pula. Pertanyaannya, bagaimana halnya dengan “ esensi”? Bukankah esensi itu bukan “wujud”, sekaligus juga …
﷽ 1 – Bisakah kita mengetahui esensi sesuatu yang belum pernah kita lihat/persepsi (baik oleh indera lahir maupun oleh indera batin)? 2 – Apakah ada yang namanya “persepsi akal”? Yakni apakah akal kita bisa mempersepsi (idrak) sesuatu? Silahkan ikuti penjelasan alm ust SA terkait dengan pertanyaan di atas di dalam …
﷽ Bagaimana korelasinya dengan seorang hamba sahaya yang hanya taat-lah puncak cita-citanya? KEKASIH…bukankah ini kontra dengan sebutan sebagai ’budak’? Dan tanggapan alm ust SA terkait dengan pertanyaan di atas adalah sebagai berikut: Kalau melihat DiriNya dari makhlukNya, maka keterbatasan ini akan terus mengeruhi atau menjiwai temuan tentangNya sekalipun telah mengatakan …